Semakin banyak saja pilihan kulineran di Jalan Godean, dari mulai yang berkonsep lesehan, makanan tradisional, hingga berbagai resto besar-kecil dengan beragam jenis sajian. Jadi, dari mulai kacang rebus yang penjualnya memakai roda di pinggir jalan, hingga gelato cita rasa italiano, bisa didapatkan.
Tak kurang-kurang tujuan kulineran itu, dan sebenarnya cukup membuat tercengang, sebab mencakup dari mulai ramen, sate, martabak, pempek, bakso, bakmi, bebek goreng, kebab, beragam kedai kopi, semua ada. Tentu, meliputi juga sindikat penjual tahu bulat yang termasyhur jaringannya, dengan suara khasnya yang ‘meresahkan’ itu. Jang dilupakan pula, ada siomay, mie ayam, sate madura, nasi padang, bubur, nasi kuning, jajan pasar, dan lainnya.
“Aku sih kalau ke Jogja, pasti mampir lah ke Tempo Gelato,” ujar seseorang pada suatu masa, membuat pengakuan. Rupanya resto penyedia gelato dengan rasa otentik Italiano tersebut memang sudah punya banyak fans loyal, dan jadi destinasi kulineran yang wajib dikunjungi para pelancong yang sedang mengunjungi Jogja.
Tak heran, cabang Tempo Gelato bertambah lagi, dan semua ditampilkan dengan penataan fasad maupun interior yang mempesona. Bukan tiba-tiba, persiapannya cukup lama. Pembangunan cabang baru yang berada di Jalan Godean ini misalnya, sudah berlangsung selama beberapa tahun. Tak terlihat terburu-buru pembangunannya, dan hasilnya memang mengesankan.
Maka, bertambah lagi alternatif destinasi kulineran buat warga di kawasan barat kota Jogja. Penambahan ini semakin menambah meriah suasana di lokasi tersebut. Sebelumnya, sudah terdapat Mirota Godean, pusat belanja yang sudah sangat senior dan selalu ramai. Kini, di dekatnya juga terdapat beberapa store yang secara bertahap makin mengubah suasana, sebut saja Fore, Eiger, Kopi Kenangan, dan kini Tempo Gelato.
Konon, dunia usaha punya logika dan intuisinya sendiri. Maka kemunculan berbagai store baru ini pastinya bukan kebetulan. Keberanian saja tak cukup untuk memulai bisnis di kawasan ini. Tentunya sudah ada riset yang mendalam dan estimasi yang bisa dipertanggungjawabkan.
Kenyataan ini, di satu sisi tentu menggembirakan, sebab Jalan Godean semakin ramai (dan padat kendaraan), peluang untuk segala jenis bisnis terbuka karena makin banyaknya manusia seliweran. Namun, mereka yang pernah mengalami suasana masa lampau, akan merasa kehilangan beberapa hal.
Seorang dosen sekaligus pegiat komunitas pelestari plasma nutfah nusantara pernah singgah di sini dan mengajak bertemu. Saat itu, ia sedang dalam perjalanan pulang ke Bandung, usai menghadiri event di wilayah Jawa Timur. Bersama kawan-kawannya, ia menetapkan titik pertemuan di warung sate legend di Jalan Godean ini. Sate Goodril (Mbah Gudil) namanya.
Sekarang, kalau mereka datang lagi, warung sate legend itu sudah wassalam, tak bisa lagi jadi titik kumpul pertemuan. Sate Goodril sudah pamit undur diri beberapa tahun ke belakang, dan bangunan itu berganti wajah. Tak hanya satu dua toko yang berganti wajah, sebaliknya justru cukup banyak. Perubahan, konon lagi, memang sebuah keniscayaan.
Hari ke-6 #365HariMenulisJogja
Lokasi: Jl. Godean, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY
Follow Us
FANPAGE